Ketika lapar,
siapa berkata kau takkan memikir apa-apa?
Ketika lapar
–sejauh yang kupelajari, imaji-imaji luruh,
gugur di jalan
setapak yang bercabang-cabang, tergeletak lantak di sampingmu.
Ketika itu juga,
kau memungutinya, ketika itu juga.
Dan kau tak
selalu bisa memilih, sebab semua nampak sama
: cinta yang
retak, tuhan dan lagi-lagi tuhan, surga neraka
berjejalan di
jalan setapak yang entah di mana ujungnya.
Kau bersijingkat
di antara kata –hati-hati jangan sampai terinjak!
Dan kau berteriak-teriak.
Sementara
orang-orang di seberang jalan menatapmu dengan tatapan nyiru.
“Orang gila!”
Ketika lapar,
siapa berkata kau takkan memikir apa-apa?
Dan di jalan
setapak yang berbatu, kau menangis sendiri
Betapa hidup
teramat payah…
“Apa yang bisa
diandalkan dari kenyataan?”
Magrib, 12
Februari 2013
No comments:
Post a Comment