“Aku cuma mau
pulang, Tuhan..”
Tapi mereka
melarangmu, menangisimu sembari merapalkan doa yang entah apa maknanya dan
memegang keningmu.
“Tuhan, aku cuma
mau bertemu..”
Tangis mereka
semakin sendu, menyayat-nyayat ingatan tentang tawamu di hari yang lalu,
membuat malam makin mencekam.
“Tuhan, kenapa
mereka harus berdoa?”
Mereka mulai
menyalahkan satu sama lain, sebab tak memerhatikan sakitmu dan ini dan itu.
Perempuan tua yang sedari tadi tangisnya paling pilu beranjak ke arah pintu.
“Kenapa mereka
harus meminta…”
Isak tak kunjung
henti, doa semakin tak jelas didengar, sebab napas berkejaran dengan sengguk,
hawa dingin menyusup ke tengkuk.
“Kau yang
menyusun segala cerita…”
Seseorang di
pojokan, lelaki yang rambutnya telah beruban, menepuk-nepuk dada, menahan air
mata, namun mulutnya tak berhenti membaca ayat-ayat tanpa suara.
“Tuhan…”
12 Februari 2013
No comments:
Post a Comment