Feb 16, 2013

Sakramen



“Aku cuma mau pulang, Tuhan..”

Tapi mereka melarangmu, menangisimu sembari merapalkan doa yang entah apa maknanya dan memegang keningmu.

“Tuhan, aku cuma mau bertemu..”

Tangis mereka semakin sendu, menyayat-nyayat ingatan tentang tawamu di hari yang lalu, membuat malam makin mencekam.

“Tuhan, kenapa mereka harus berdoa?”

Mereka mulai menyalahkan satu sama lain, sebab tak memerhatikan sakitmu dan ini dan itu. Perempuan tua yang sedari tadi tangisnya paling pilu beranjak ke arah pintu.

“Kenapa mereka harus meminta…”

Isak tak kunjung henti, doa semakin tak jelas didengar, sebab napas berkejaran dengan sengguk, hawa dingin menyusup ke tengkuk.

“Kau yang menyusun segala cerita…”

Seseorang di pojokan, lelaki yang rambutnya telah beruban, menepuk-nepuk dada, menahan air mata, namun mulutnya tak berhenti membaca ayat-ayat tanpa suara.

“Tuhan…”


12 Februari 2013

No comments: