Jun 12, 2011

Malam Ini, Aku Bisa Menulis (terjemahan dari "Tonight I Can Write", Pablo Neruda, Sonnet XX)

Malam ini, aku bisa menulis baris tersendu.

Menulis, misalnya, “malam berbintang dan membiru, gemetar dalam kejauhan.”

Angin malam berputar di angkasa, bersenandung.

Malam ini, aku bisa menulis baris tersendu.
Aku mencintainya, kadang ia mencintaiku.

Malam seperti ini, biasanya kulewati dengan menggenggamnya.
Kukecup dirinya, lagi dan lagi, di bawah langit tak berujung.

Ia mencintaiku, kadang aku mencintainya.
Bagaimana mungkin aku tak mencintai matanya yang indah.

Malam ini, aku bisa menulis baris tersendu.
Memikirkan bahwa ia tak lagi milikku. Merasakan bahwa aku telah kehilangannya.

Mendengar bisik semesta yang tak terjamah, yang akan semakin tak terjamah tanpanya.
Sajak pun terburai, seperti embun di padang rumput.

Mengapa cintaku tak kuasa menahannya.
Malam berbintang, dan ia tak bersamaku.

Inilah segala. Di kejauhan seseorang bersenandung. Di kejauhan.
Jiwaku tak terpuaskan karena telah kehilangannya.

Benakku mencoba menemukannya, seolah mampu mendekatkannya padaku.
Hatiku mencarinya, tapi ia tak bersamaku.

Malam yang sama memutihkan pohonan.
Kita, kini, tak lagi sama.

Aku tak lagi mencintainya, itu pasti, tapi betapa aku pernah mencintainya.
Suaraku mencoba meraba angin, berharap ia dapat mendengarnya.

Orang lain. Ia akan menjadi milik orang lain. Seperti ia yang sebelum kukecup.
Suaranya, tubuhnya. Matanya yang tak berbatas.

Aku tak lagi mencintainya, itu pasti, tapi mungkin aku mencintainya.
Mencinta begitu cepat, melupakan begitu kekal.

Karena malam seperti ini, biasanya kulewati dengan menggenggamnya,
jiwaku tak terpuaskan karena telah kehilangannya.

Biarlah ini menjadi luka terakhir yang membuatku menderita
dan ini adalah sajak terakhir yang kutulis untuknya.

No comments: