Nov 6, 2012

Sebungkus Rokok di Saku Celana


Aku punya cerita tentang sebungkus rokok di saku celana seorang lelaki
          yang tak habis-habis meski diisapnya setiap hari
          Dan sebungkus rokok itu, sepertinya, dapat berganti rasa.

Bulan-bulan lalu aku amati rokoknya samsu
          lelaki terbatuk-batuk tapi menikmati tiada henti di bawah kepulan asap membubung tinggi
          harap-duka-bahagia
          hingga larut malam akhirnya,
          dan ia pulang dengan sebungkus rokok di saku celana.

Hari-hari lalu aku amati lagi rokoknya telah berganti
          kali ini rokok ringan, daun menthol rupanya
          meski masih dalam bungkus yang sama.
          “Supaya sedikit santai..” jawabnya jenaka.
          Dan tak perlu repot membuka kertas timah emas pembungkus tiap batang rokoknya.

Asap kembali membubung, kali ini di antara kepingan ingatan dan lelaki pun kedinginan

di radio, suara kecapi melengking menjerit
di luar, dedaun bambu bergesekan, menangis
di saku celana, sebungkus rokok masih penuh, utuh.

Barangkali rasanya akan kembali berubah keesokan pagi,
          betapa rasa hanya sementara…

“Jangan sampai terlarut,” pesannya.



November 2012

No comments: