Apr 15, 2011

Secangkir Coklat Panas dan Sebuah Gula-gula


aku sudah tidak tertarik dengan coklat hangat ini maaf aku tuang saja milikku ke cangkirmu
kau hanya tersenyum melihat tingkahku muak pada coklat biasanya kau suka sekali coklat
maafkan aku sayang aku terus menuang coklatku
coklat ini memang terlalu banyak untukmu katamu kau tidak sanggup meminum semuanya

cangkirmu telah penuh dengan coklatku namun aku membiarkannya hingga coklatpun meluap tumpah
membasahi meja berkayu cemara. kau tetap tersenyum melihat tingkahku
hati hati sayang. aku membiarkan semuanya tumpah ini lebih baik karena aku sudah tak mau coklat
kini di cangkirku kosong dan di cangkirmu meluap coklat yang berceceran di sana sini

aku ingin merasakan manis tapi bukan coklat aku pun mengeluarkan gula gula dari kantong celana
kau masih tersenyum melihat tingkahku itu gula gula yang sudah lama kau simpan di kantongmu
baru sekarang aku memakannya. manis namun habis dalam sekejap
saat kusadari coklat di cangkirmu telah dingin dan cecerannya mengering di meja berkayu cemara

cangkirku kosong dan cangkirmu penuh coklat yang kini sudah tak bisa lagi diminum
tentu saja aku terlalu sibuk dengan gula gula tadi
aku bisa mengisi cangkirmu dengan coklat hangat lagi agar bisa kauminum tawarmu
tapi aku tak mau tahu. yang kutahu saat ini hanyalah gula gula manis namun tak hangat

sudahlah sayang kau tidak pernah tidak tersenyum mari kutuang coklat lagi ke dalam cangkirmu
tapi aku ingin cangkirku tetap kosong. mengapa kau memaksaku?
yang membekas di diriku kini adalah gula gula tadi bukan coklat hangat
dengan siapa aku berbagi bibir? apa yang kau cari, cinta?

(mei 2010)

No comments: